Heboh Dugaan Anggur Muscat Mengandung Pestisida, Impor Dari Mana?
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
29 - Oct - 2024, 01:35
JATIMTIMES - Kabar mengejutkan datang dari Thailand tentang dugaan kandungan bahan kimia berbahaya pada anggur Shine Muscat. Anggur hijau yang terkenal dengan rasa manis dan tekstur renyah ini ditemukan mengandung residu pestisida yang berbahaya bagi keamanan manusia.
Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran bagi konsumen, terutama setelah berbagai organisasi perlindungan konsumen di Thailand mengungkapkan temuannya dalam uji laboratorium baru-baru ini. Tak hanya Thailand, Malaysia baru-baru ini juga melakukan penelitian terkait dugaan residu pestisida yang ada pada anggur.
Baca Juga : Naik 32 Persen, Puluhan Ribu Pelanggaran Operasi Zebra Semeru 2024 Didominasi Usia Muda
Jaringan Peringatan Pestisida Thailand (Thai-PAN) bersama Yayasan Konsumen Thailand menguji 24 sampel anggur Shine Muscat dari gerai ritel, pasar basah, hingga pedagang di Thailand. Hasilnya, 23 dari 24 sampel dinyatakan positif mengandung residu bahan kimia berbahaya, seperti klorpirifos, yang sudah dilarang di Thailand. "Satu sampel bahkan terdeteksi mengandung klorpirifos, sementara 22 sampel lainnya memiliki residu 14 jenis bahan kimia lainnya," ujar Prokchon U-sap dari Thai-PAN, sebagaimana dikutip Bangkok Post, Selasa (29/10).
Beberapa bahan kimia yang ditemukan adalah pestisida sistemik, yang berarti zat tersebut diserap ke dalam jaringan tanaman dan membuat buah tetap tampak segar lebih lama. "Bahan kimia ini tidak bisa dihilangkan hanya dengan mencuci anggur," jelas Prokchon.
Pestisida-pestisida tersebut termasuk Bifenazate, Dinotefuran, Fluopyram, Boscalid, dan beberapa zat lainnya yang biasanya digunakan untuk memperpanjang kesegaran buah, namun juga membahayakan kesehatan jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Sementara itu di Indonesia, harga anggur Shine Muscat saat ini mengalami penurunan drastis di berbagai platform e-commerce. Salah satu contohnya adalah di Tokopedia, di mana harga anggur Shine Muscat 1 kg turun dari Rp76 ribu menjadi Rp36 ribu.
Penurunan harga yang signifikan ini membuat banyak konsumen bertanya-tanya, terutama karena diskon ini datang bersamaan dengan berita tentang residu pestisida di anggur tersebut.
Menurut Prokchon U-sap, importir dan pedagang anggur Shine Muscat seharusnya lebih bertanggung jawab terhadap keamanan konsumen dengan melakukan pemeriksaan acak terhadap kandungan bahan kimia dalam produk yang mereka jual. "Importir harus memastikan bahwa jumlah bahan kimia dalam produk mereka tidak melebihi batas aman, serta mencantumkan asal usul anggur yang dijual untuk transparansi," tambahnya.
Prokchon juga menyarankan agar impor anggur dari sumber yang diketahui terkontaminasi sebaiknya dibatasi atau bahkan dilarang demi melindungi konsumen.
Dugaan kontaminasi pada anggur Shine Muscat ini membuat masyarakat bertanya-tanya tentang asal muasalnya. Usut punya usut, Anggur ini diimpor dari Cina, yang beberapa tahun terakhir memang tengah meningkatkan produksi anggur Shine Muscat dengan harga lebih murah dibandingkan produk dari Jepang atau Korea Selatan.
Berdasarkan laporan VnExpress pada Agustus lalu, anggur Shine Muscat Cina dijual di Kota Ho Chi Minh dengan harga antara VND60.000 hingga VND300.000 (sekitar Rp40 ribu hingga Rp200 ribu) per kilogram, jauh lebih murah dibandingkan anggur Jepang yang bisa mencapai beberapa juta dong (mata uang Vietnam) per tandan kecil dengan berat 0,7 gram.
Baca Juga : Usai Thailand, kini Kementerian Malaysia Periksa Anggur Shine Muscat dari Residu Kimia Berbahaya
Di Vietnam, anggur Cina juga semakin populer. Lan Anh, seorang konsumen di Distrik Go Vap, mengaku bisa mendapatkan anggur muscat asal Cina dengan harga hanya VND90.000 per kilogram. "Meskipun kualitasnya sedikit lebih rendah, anggur Cina ini jauh lebih murah daripada anggur Jepang," ungkap Lan.
Pada tahun 2024, permintaan anggur di Vietnam meningkat tajam. Laporan Pasar Produk Pertanian Thu Duc di Ho Chi Minh City menunjukkan bahwa selama tujuh bulan pertama tahun ini, kota tersebut telah mengimpor 117 ton anggur dari Cina, meningkat hingga 50 persen dibandingkan tahun lalu.
Hong, seorang importir buah di pasar grosir Thu Duc, mengatakan bahwa anggur Cina kini sedang musim dan para importir bisa mendapatkan diskon besar dengan membeli dalam jumlah banyak. "Saya mengimpor sekitar 10 ton anggur dari Cina setiap minggu," jelasnya.
Anggur Cina ini kemudian dikemas dalam kotak atau keranjang berukuran dua, tiga, dan lima kilogram, yang membuatnya lebih mudah dijual ke pasar tradisional, supermarket, hingga toko daring.
Kasus ini menunjukkan pentingnya pengawasan ketat terhadap produk impor untuk melindungi kesehatan konsumen. Bagi masyarakat yang tetap ingin menikmati anggur Shine Muscat, disarankan untuk mencuci buah dengan air mengalir dan, jika perlu, merendamnya dalam air garam atau larutan cuka untuk mengurangi residu pestisida yang menempel. Meski langkah ini mungkin tidak sepenuhnya menghilangkan residu, setidaknya bisa membantu mengurangi potensi bahaya dari bahan kimia yang tertinggal.
Dugaan residu bahan kimia berbahaya pada anggur Shine Muscat ini membuka mata banyak pihak, terutama konsumen dan pelaku industri, untuk lebih berhati-hati dalam memilih dan mengawasi produk pangan yang beredar di pasaran.
