Kabar Penggerebekan Produsen Beras Kimia Beredar di WhatsApp, Polisi: itu Hoaks

05 - Dec - 2025, 04:57

Gambar ilustrasi beras kimia yang beredar di Kabupaten Malang yang terkonfirmasi merupakan kabar hoaks. (Foto: Ashaq Lupito/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Kabar hoaks penggerebekan produsen beras kimia UD Widodo di Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang kembali viral dan beredar melalui pesan berantai di WhatsApp. Meskipun pesan serupa sudah sering terjadi, namun kenyataannya kabar tersebut tetap menimbulkan keresahan bagi masyarakat.

Pada pesan berantai yang kini viral tersebut, memuat narasi yang cukup panjang. Secara umum, pada pesan berantai tersebut mengklaim terdapat beras yang dicuci menggunakan bahan kimia pemutih.

Baca Juga : Malang Dilanda Banjir, Berikut Tips Sebelum dan Sesudah Menghadapi Banjir!

Pada pesan berantai tersebut juga tertulis sejumlah daftar merek beras yang disebut berbahaya jika dikonsumsi. Klaim beras kimia tersebut dinarasikan telah beredar di sejumlah wilayah di Indonesia. Sehingga masyarakat diimbau untuk melapor ke Satgas Pangan bila menemukan daftar merek beras yang tersebar melalui pesan berantai tersebut.

Ketika dikonfirmasi, Kasihumas Polres Malang AKP Bambang Subinajar menegaskan bahwa narasi yang kini beredar tersebut merupakan kejadian yang sudah lama. Yakni pada tahun 2017 yang kemudian kembali dimunculkan ke publik sehingga menimbulkan keresahan.

"Padahal, informasi tersebut adalah hoaks lama yang kembali diunggah. Kasus itu sebenarnya sudah selesai sejak tahun 2017," ujar Bambang kepada JatimTIMES, Jumat (5/12/2025).

Dari penelusuran JatimTIMES, kabar hoaks dengan muatan yang identik juga pernah terjadi sejak beberapa tahun lalu. Setidaknya, pada 2020 lalu dan beberapa tahun setelahnya kabar mengenai beras kimia tersebut juga beredar masif dan membuat masyarakat menjadi resah.

Pesan itu berisi tudingan bahwa UD Widodo memproduksi beras limbah dengan campuran pestisida hingga tawas. Bahkan disebutkan telah memasarkan berbagai merek beras berbahaya tersebut ke beberapa wilayah di Indonesia. 

Pada pesan tersebut juga turut menyertakan daftar 10 merek beras yang disebut sebagai beras kimia penyebab kanker. Narasi juga dilengkapi dengan kalimat dramatis yang menyebutkan bahwa stok beras kimia tersebut telah beredar secara luas.

"Itu informasi lama, hoaks. Penanganan kasus UD Widodo terjadi pada tahun 2017. Saat ini tidak ada penggerebekan baru, tidak ada penyegelan baru, dan tidak ada temuan beras kimia seperti yang disebutkan pada pesan berantai di WhatsApp tersebut,” tegas Bambang.

Pesan berantai mengenai beras kimia yang beredar di WhatsApp. (Foto: Ashaq Lupito/JatimTIMES)

Peda kesempatan yang sama, Bambang juga turut mengimbau kepada masyarakat untuk selalu memeriksa kebenaran informasi sebelum membagikannya kembali. "Polres Malang mengimbau kepada masyarakat untuk tidak langsung percaya dan tidak menyebarkan ulang informasi yang sumbernya tidak jelas,” ujar Bambang.

Baca Juga : Laka Lantas Adu Banteng di Banyuglugur, Dua Truk Ringsek dan Tiga Orang Alami Luka-Luka

Sebagai acuan, salah satu karakter khas informasi hoaks ialah tidak adanya tanggal kejadian yang jelas. Alhasil, membuat publik mudah terkecoh dan menganggap informasi tersebut baru saja terjadi.

"Jika diperhatikan, pada pesan berantai yang kini beredar tersebut tidak mencantumkan kapan waktu kejadiannya. Hal semacam ini merupakan ciri utama informasi hoaks," imbuhnya.

Bambang mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bijak dalam menerima informasi. Terutama informasi yang beredar lewat WhatsApp. "Pastikan ada sumber resmi dan waktu kejadian yang jelas. Bila ragu, silakan hubungi kepolisian melalui nomor 110,” ujarnya.

Di sisi lain, Polres Malang bersama Satgas Pangan akan tetap rutin melakukan pengawasan distribusi beras maupun bahan pangan lainnya. "Kami pastikan pengawasan tetap berjalan. Bila ada temuan nyata, pasti kami sampaikan secara resmi. Jadi masyarakat harap tenang dan tidak terpengaruh kabar yang menyesatkan,” pungkasnya.