Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Ekonomi

Panen Peternak Molor, Harga Daging Ayam di Kota Batu Meroket

Penulis : Prasetyo Lanang - Editor : A Yahya

17 - Sep - 2025, 19:55

Placeholder
Salah seorang pedagang di Pasar Induk Among Tani Batu menjual daging ayam ras potong.(Foto: Prasetyo Lanang/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Sekitar sepekan terakhir, stok daging ayam yang dijual di pasaran menipis di sejumlah daerah. Tertinggi, tembus hingga Rp 47 ribu per kilogram, tak terkecuali di Kota Batu. Hal tersebut menyebabkan harganya meroket.

Berdasarkan pantauan d Pasar Induk Among Tani, dari harga normal sebesar Rp 30-32 ribu perkilogram kini tembus Rp 39-40 ribu per kilogram di Kota Batu. Artinya, kenaikannya mencapai Rp 7-8 ribu per kilogram.

Baca Juga : 30 Petani Ikuti Kegiatan Magang P4S di Pasren Garuda Wates

"Harga daging ayam sudah terjadi sejak sepekan terakhir. Dari yang semula dijual Rp 32 ribu naik jadi Rp 39 ribu per kilogram. Penyebabnya tidak tahu pasti, dapatnya sudah mahal," uja salah seorang pedagang daging ayam di Pasar Induk Among Tani Batu Didik Suryadi.

Akan tetapi, dirinya menduga kenaikan juga disebabkan karena adanya momen peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW beberapa waktu lalu. Sehingga, banyak kebutuhan konsumsi di masyarakat sementara stok di peternak mulai menipis.

Meski begitu, melonjaknya harga daging ayam itu membuatnya mengalami menurunan penjualan. Dari yang mulanya laku hingga 50 ekor per hari kini susut menjadi 20-30 ekor per hari. "Semoga bisa kembali normal, karena dampaknya dialami semua pedagang," tambahnya.

Terpisah, salah seorang peternak ayam di Kecamatan Batu Otto Sugiarto mengatakan, kenaikan harga daging ayam itu bukan tanpa sebab. Itu lantaran stok ayam yang ada di peternak sudah mulai menipis. Sehingga dijual ke pedagang dengan harga yang lebih tinggi.

"Dari idealnya Rp 18 ribu, lalu sepekan terakhir kami naikkan menjadi Rp 23,5 ribu," bebernya.

Dikatakan Otto, mulanya stok daging ayam sangat melimpah hingga overstock pada bulan April hingga Agustus lalu. Peternak mulanya dapat memproduksi dengan jumlah besar dan harga yang miring. Saat itu, harga dari peternak mencapai Rp 15 ribu per kilogram. Lalu pemerintah pusat mulai membatasi harga jual mencapai Rp 18 ribu pada bulan Juli.

Baca Juga : Wakil Ketua DPRD Malang Dorong Penguatan Peternakan dan Perikanan Darat untuk Sukseskan MBG

"Akhirnya yang menjual di bawah aturan tidak terambil stoknya. Sehingga banyak kandang yang jadwalnya mundur," jelasnya.

Idealnya, sambung dia, ayam pedaging hasil ternak bisa dipanen selama 35 hari, peternak bahkan baru panen di usia 70 hari atau setara dua periode. Bobot ayam hingga overload sampai lima kilogram per ekor. Padahal idealnya hanya dua kilogram per ekor.

Sebagai contoh, ayam yang harusnya dipanen pada bulan Juli baru dipanen bulan Agustus. Sehingga, stoknya turut menipis. Kondisi itu juga diperparah dengan kebutuhan sarana produksi peternakan (sapronak) turut naik. Sehingga, break even point (BEP) naik cukup signifikan, seperti pakan, vaksin hingga anakan ayam. Itu mengapa beberapa peternak juga mengurangi jumlah produksinya dan mengakibatkan stoknya terbatas dan harga mulai melonjak.

Dirinya memperkirakan, kenaikan harga daging ayam tidak akan berlangsung lama. Sebab, beberapa waktu ke depan produksi dan kebutuhan mulai stagnan. "Kemungkinan bulan depan sudah mulai normal lagi," harapnya.


Topik

Ekonomi daging ayam harga daging ayam kota batu panen molor



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Pasuruan Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Prasetyo Lanang

Editor

A Yahya