Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Peristiwa

Menu MBG Disorot, BGN Jelaskan Alasan Hadirkan Burger hingga Spageti

Penulis : Mutmainah J - Editor : A Yahya

26 - Sep - 2025, 09:54

Placeholder
Ilustrasi menu MBG. (Foto: Tribun)

JATIMTIMES - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah kembali menuai perdebatan. Kritik datang dari ahli gizi dr Tan Shot Yen yang menyoroti pilihan menu seperti burger dan spageti dalam distribusi makanan untuk anak-anak. Menurutnya, pilihan tersebut kurang tepat karena tidak mencerminkan pangan lokal yang kaya dan beragam.

BGN: Variasi Menu Sesuai Permintaan Anak

Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, memberikan penjelasan terkait munculnya menu burger dan spageti di beberapa wilayah. Ia menegaskan bahwa variasi menu dibuat bukan tanpa alasan, melainkan untuk menjaga minat anak-anak agar tidak bosan dengan sajian yang monoton.

Baca Juga : Ribuan Anak Alami Keracunan MBG, Kasus Didominasi Pulau Jawa

“Sering kali itu variasi atas permintaan anak-anak agar tidak bosan,” ungkap Dadan kepada wartawan, Jumat (26/9/2025).

Dadan memastikan kritik dari masyarakat maupun pakar gizi akan menjadi catatan penting bagi pihaknya. “Iya tentu (kritik ini akan menjadi evaluasi BGN),” tambahnya.

Menurutnya, program MBG memiliki misi utama untuk memastikan anak-anak Indonesia mendapat asupan bergizi seimbang. Namun, variasi menu kadang diperlukan untuk menarik selera makan anak, terutama bagi mereka yang cenderung sulit mengonsumsi makanan sehat.

Kritik dr Tan Shot Yen: Kenapa Gandum?

Di sisi lain, dr Tan Shot Yen menilai pilihan menu seperti burger dan spageti kurang tepat jika dipromosikan sebagai makanan bergizi. Ia mengingatkan bahwa bahan utama makanan tersebut, yaitu gandum, bukanlah hasil pertanian Indonesia.

“Yang dibagi adalah burger. Tepung terigu itu tidak pernah tumbuh di bumi Indonesia, nggak ada anak muda yang tahu soal itu,” tegas Tan dalam rapat bersama Komisi IX DPR.

Ia menambahkan bahwa pengenalan pangan berbasis gandum kepada anak-anak berpotensi membuat mereka semakin jauh dari kekayaan pangan lokal yang sebenarnya lebih sehat dan mudah didapat.

“Dibagi spageti, dibagi bakmi Gacoan, oh my god. Dan maaf, ya, itu isi burgernya kastanisasi juga. Kalau yang dekat dengan pusat supaya kelihatan bagus dikasih chicken katsu,” lanjutnya.

Pangan Lokal Dinilai Lebih Tepat

Kritik ini memunculkan diskusi luas di masyarakat. Banyak pihak menilai bahwa menu MBG sebaiknya memprioritaskan bahan pangan lokal yang kaya akan gizi dan lebih mudah diakses, seperti nasi, jagung, singkong, ubi, hingga aneka sayuran dan buah tropis.

Baca Juga : Kodim Ngawi Sosialisasi Bahaya Narkoba, LGBT, dan HIV: Upaya Preventif Lindungi Keluarga Prajurit

Pakar gizi lain menilai, jika program MBG terus mengandalkan makanan berbasis gandum, maka secara tidak langsung akan meningkatkan ketergantungan impor. Padahal Indonesia dikenal dengan sumber karbohidrat alternatif yang beragam dan lebih ramah lingkungan.

Selain itu, pendekatan berbasis pangan lokal dinilai bisa menjadi bagian dari upaya pemerintah memperkuat ketahanan pangan nasional, sekaligus mengajarkan anak-anak untuk mencintai hasil bumi sendiri.

Evaluasi dan Harapan ke Depan

Meski demikian, BGN menyatakan tetap terbuka terhadap kritik dan saran. Pihaknya berkomitmen untuk terus menyesuaikan menu agar lebih seimbang antara kebutuhan gizi, selera anak, dan kearifan lokal.

Program MBG sendiri digagas sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas gizi anak-anak sekolah, terutama di daerah-daerah dengan angka stunting yang masih tinggi. Melalui program ini, diharapkan anak-anak tidak hanya mendapatkan makanan gratis, tetapi juga gizi yang sesuai untuk mendukung tumbuh kembang optimal.

Ke depan, diskursus tentang menu MBG diharapkan bisa menjadi momentum bagi pemerintah untuk memperkuat sinergi dengan ahli gizi, petani lokal, hingga sekolah. Dengan begitu, program makan bergizi gratis tidak hanya sekadar memberi makan, tetapi juga mendidik generasi muda Indonesia untuk lebih mengenal dan mencintai pangan lokal.


Topik

Peristiwa makan bergizi gratis burger spageti badan gizi nasional dadan hindayani



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Pasuruan Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Mutmainah J

Editor

A Yahya