JATIMTIMES – Dua dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar, Endah Masrunik dan Saiful Ngufron Efendi, turun langsung mendampingi pelaku usaha kecil di Kelurahan Gedog, Kota Blitar. Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertajuk “Pendampingan Usaha Kripik Sekawan” yang dilaksanakan pada 7 September 2025, keduanya berupaya memperkuat fondasi manajemen usaha mikro lewat pembekalan keterampilan akuntansi dan penghitungan biaya produksi.
Pendampingan ini tidak dilakukan sekali, melainkan melalui beberapa tahap kunjungan dan bimbingan lanjutan. Hal ini dilakukan karena usaha Kripik Sekawan memiliki beragam jenis produk, mulai dari kripik nangka, kripik pare, rambak pisang, hingga olahan unik seperti usus pepaya.
Baca Juga : Rahasia Turun Berat Badan Dimulai dari Pagi Hari, Begini Caranya!
Ragam produk tersebut menuntut sistem pencatatan yang rapi dan pengelolaan biaya yang presisi agar usaha dapat berkembang secara berkelanjutan.
Endah Masrunik menjelaskan bahwa pendampingan ini menjadi bagian dari komitmen Unisba Blitar dalam memperkuat sinergi antara dunia akademik dan pelaku ekonomi lokal.
Menurutnya, perguruan tinggi tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga motor penggerak pembangunan masyarakat. “Melalui pengabdian seperti ini, kami ingin UMKM tidak hanya mampu memproduksi, tetapi juga memahami aspek keuangan yang menjadi dasar pengambilan keputusan,” ujarnya.
Saiful Ngufron Efendi menambahkan bahwa banyak pelaku usaha kecil masih menghadapi kesulitan dalam menghitung harga pokok produksi. Akibatnya, margin keuntungan sering tidak terukur dan modal kerja sulit berputar. Ia menilai, dengan memahami perhitungan biaya dan membuat laporan keuangan sederhana, pelaku UMKM dapat melihat kondisi usaha secara lebih objektif dan merencanakan langkah pengembangan yang lebih matang.
“Selama ini banyak pelaku usaha menetapkan harga jual berdasarkan perkiraan, bukan perhitungan yang terukur.Padahal, memahami komponen biaya secara rinci bisa menjadi kunci agar usaha tetap bertahan dan berkembang di tengah persaingan,” ujarnya.
Pendampingan ini juga menjadi wujud nyata dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, di mana pengabdian masyarakat menjadi pilar penting selain pendidikan dan penelitian. Melalui keterlibatan dosen dan mahasiswa, Unisba Blitar berharap dapat menjadi jembatan antara ilmu pengetahuan dan praktik kewirausahaan di lapangan.
Baca Juga : Dinas Arkeologi Hindia Belanda: Ketika Kolonialisme Menyelamatkan Masa Lalu Jawa
“Perguruan tinggi tidak boleh berhenti di ruang kuliah. Ilmu harus turun ke masyarakat, agar manfaatnya terasa nyata dan memberi dampak bagi pelaku usaha kecil di sekitar kampus," imbuh Endah Masrunik.
Pihak Kripik Sekawan menyambut baik kegiatan tersebut. Mereka menilai pendampingan ini membantu memahami pentingnya pencatatan keuangan dan pengendalian biaya produksi. Dengan adanya bimbingan dari dosen Unisba Blitar, pelaku usaha kini lebih percaya diri dalam menetapkan harga jual yang sesuai dan menata arus kas agar usaha tetap sehat.
Program ini menegaskan peran perguruan tinggi dalam memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat. Melalui pendampingan berkelanjutan, Unisba Blitar menanamkan keyakinan bahwa ekonomi kerakyatan tumbuh dari usaha kecil yang dikelola dengan ilmu dan kesadaran manajerial.
