Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Pendidikan

Rektor UIN Malang Resmikan PSGAD, Teguhkan Langkah Menuju Kampus Inklusif

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

31 - Oct - 2025, 15:54

Placeholder
Rektor UIN Maliki Malang, Prof. Dr. Hj. Ilfi Nur Diana, resmi meluncurkan transformasi Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) menjadi Pusat Studi Gender, Anak, dan Disabilitas (PSGAD) (ist)

JATIMTIMES - Langit akhir Oktober 2025 menjadi saksi langkah besar UIN Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang menuju arah baru: kampus yang ramah bagi semua kalangan. Di Rumah Singgah Kampus 2, Kamis (30/10/2025), Rektor UIN Maliki Malang, Prof. Dr. Hj. Ilfi Nur Diana, resmi meluncurkan transformasi Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) menjadi Pusat Studi Gender, Anak, dan Disabilitas (PSGAD).

Peresmian itu dilakukan bersamaan dengan Seminar dan Konferensi Nasional Ulama Perempuan Indonesia yang mengangkat tema “Menuju Kampus Inklusif: Memperkuat Peran Ulama dan Akademisi dalam Pemenuhan Hak-Hak Disabilitas”. Momentum tersebut menjadi simbol kuat komitmen UIN Malang dalam mengemban nilai kemanusiaan yang menyeluruh, bahwa pendidikan harus menjadi ruang yang adil, terbuka, dan setara bagi siapa pun.

Baca Juga : Mahasiswa Wajib Tahu! Bantuan KIP Bisa Dicabut Jika Melanggar Hal ini

“UIN Malang ingin menjadi kampus yang benar-benar inklusif, bukan hanya dalam konsep, tapi juga dalam tindakan. Kami ingin seluruh mahasiswa, termasuk penyandang disabilitas dan non-Muslim, merasa diterima dan nyaman di lingkungan kampus kami,” ujar Prof. Ilfi tegas, disambut tepuk tangan peserta.

1

Rektor yang dikenal visioner itu menegaskan bahwa perubahan PSGA menjadi PSGAD bukan sekadar pergantian nama, melainkan langkah strategis menuju universitas berbasis Islam yang terbuka untuk semua. Ia menuturkan, pihaknya tengah menyiapkan pembangunan infrastruktur ramah disabilitas di kampus ketiga UIN Malang, sebagai bukti nyata bahwa inklusivitas bukan sekadar jargon.

“Meski kampus ini berlokasi di Malang, kami ingin bersuara hingga tingkat global. UIN Malang harus menjadi lembaga yang memberi dampak dan teladan, baik di tingkat nasional maupun internasional,” ungkapnya.

Ia juga menekankan bahwa predikat “Unggul” yang kini disandang UIN Malang tak boleh berhenti sebagai gelar administratif, melainkan harus tercermin dalam layanan yang menyentuh seluruh sivitas akademika dan masyarakat luas.

Forum nasional tersebut diselenggarakan atas kerja sama PSGA-LP2M dan Fakultas Syariah UIN Malang, Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI), serta Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon, dengan dukungan Yayasan Fahmina dan Forum PSGA dari berbagai daerah di Indonesia.

Kepala PSGA UIN Malang, Aprilia Mega, M.Si., melaporkan bahwa forum ini dihadiri oleh perwakilan PSGA dari berbagai provinsi yang terdiri atas ulama, akademisi, dan aktivis sosial. Ia menyebut, kegiatan ini menjadi wadah kolaborasi lintas kampus untuk memperkuat jaringan keilmuan dan memperjuangkan keadilan sosial di dunia pendidikan. 

“Kegiatan ini juga ditandai dengan penandatanganan MoU antara UIN Malang dan ISIF Cirebon serta deklarasi bersama seluruh lembaga yang berkomitmen terhadap nilai inklusivitas,” ujarnya.

Baca Juga : Bekal Kemandirian, Warga Binaan Lapas Perempuan Malang Dilatih Digital Marketing

Dalam kesempatan yang sama, Dr. Hj. Badriyah Fayumi, Ketua KUPI, memberikan pandangan reflektif mengenai hakikat kemanusiaan. Ia menegaskan bahwa setiap manusia adalah subyek kehidupan yang memiliki hak dan martabat yang sama. “Perempuan, laki-laki, anak-anak, dan penyandang disabilitas, semuanya adalah makhluk yang berhak untuk dilindungi dan diakui keberadaannya,” tuturnya. 

Ia menambahkan, lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab besar untuk menumbuhkan kesadaran teologis yang ramah dan membangun ruang publik yang dapat diakses semua orang.

Selaras dengan semangat itu, panitia menghadirkan empat juru bahasa isyarat (JBI), Nastiti Mufida, Uyunul Wirdah Ningrum, Putri Nuraini, dan Syarifatul Izza, agar peserta tuli dapat mengikuti jalannya seminar dengan penuh keterlibatan. Bahkan, keempatnya turut menerjemahkan lantunan ayat Al-Qur’an dan shalawat ke dalam bahasa isyarat, menghadirkan harmoni antara spiritualitas dan inklusivitas.

Lebih dari sekadar forum ilmiah, peresmian PSGAD menjadi tonggak sejarah baru bagi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Di bawah kepemimpinan Prof. Ilfi Nur Diana, kampus Ulul Albab itu meneguhkan diri bukan hanya sebagai lembaga berakreditasi unggul, tetapi juga sebagai universitas yang menanamkan empati, keadilan, dan nilai kemanusiaan universal di jantung akademia.


Topik

Pendidikan UIN Malang UIN Maliki Malang PSGAD disabilitas Kampus Inklusif



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Pasuruan Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

Sri Kurnia Mahiruni