JATIMTIMES - Di tengah derasnya arus inovasi teknologi, dua siswa MTsN 1 Kota Malang membuktikan bahwa kecerdasan bisa berpadu dengan kepedulian terhadap bumi. Lewat robot ciptaan mereka, Jelantah Exchanger (J-Ex), tim Matsanewa Go yang beranggotakan Ahmad Bima Hanafi dan Muhammad Ardhan Al Habibi berhasil meraih Juara 3 kategori Robot Inovasi dalam ajang Madrasah Robotic Competition (MRC) 2025 yang digelar oleh Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI belum lama ini.
Robot ini lahir dari keprihatinan sederhana: setiap tahun, jutaan liter minyak goreng bekas mencemari tanah dan air di sekitar. Satu liter saja dapat merusak hingga 1.000 liter air bersih, sebuah fakta mencengangkan yang jarang disadari. Limbah minyak jelantah yang dibuang ke saluran pembuangan tanpa pengolahan telah menciptakan masalah besar: pencemaran, ancaman kesehatan, dan pemborosan energi potensial.
“Kami ingin memberi solusi, bukan sekadar inovasi. Minyak goreng bekas sering dianggap sampah, padahal bisa didaur ulang menjadi biodiesel, lilin, bahkan sabun. Karena itu kami menciptakan Jelantah Exchanger, robot penukar minyak goreng bekas berbasis insentif ekonomi yang transparan dan terstruktur.” ujar Bima dan Adjan, dua siswa kreatif yang menamai tim mereka Matsanewa Go.
Baca Juga : Ramai Candaan Admin Medsos, DPRD Sebut Tidak Tutupi Kerja Nyata Eri Cahyadi soal Legacy
Robot J-Ex bekerja dengan sistem yang cermat dan berlapis. Minyak goreng bekas dimasukkan ke wadah penampung, lalu identitas pengguna dipindai melalui RFID. Sistem kemudian memverifikasi cairan menggunakan sensor warna, memastikan bahwa yang masuk memang minyak jelantah.
Jika sesuai, robot melanjutkan proses pengukuran massa jenis dengan bantuan sensor ultrasonik dan sensor berat. Minyak yang lolos verifikasi akan ditampung, sedangkan cairan yang tidak sesuai otomatis dialihkan ke wadah pembuangan.
Setelah semua tahap verifikasi selesai, sistem J-Ex secara otomatis mengonversi minyak goreng bekas menjadi nilai ekonomi yang langsung tercatat di laman daring resmi mereka. Melalui pendekatan ini, tim berharap masyarakat tidak lagi membuang minyak jelantah, melainkan menukarnya menjadi manfaat ekonomi dan energi terbarukan seperti biodiesel.
Robot ini tidak hanya bicara soal efisiensi teknologi, tetapi juga membawa pesan spiritual. Mengutip Surat Al-Isra ayat 27, “Sesungguhnya orang-orang yang boros adalah saudara setan,” para inovator muda ini menegaskan bahwa menjaga bumi adalah amanah, dan teknologi dapat menjadi sarana ibadah untuk merawat ciptaan Tuhan.
Kepala MTsN 1 Kota Malang, Dra. Erni Qomaria Rida, M.Pd, mengungkapkan kebanggaan yang dalam atas prestasi tersebut. “Kami sangat bersyukur dan bangga. Inovasi J-Ex menunjukkan bahwa siswa madrasah tidak hanya berpikir ilmiah, tetapi juga peduli pada lingkungan dan kemaslahatan bersama,” ujarnya.
Baca Juga : Dari Cwimie Rumahan ke Pasar Digital: Mahasiswa UM Angkat Mampesendong Jadi UMKM Naik Kelas
Ia menegaskan, selain karena semangat dan kerja keras para siswa, keberhasilan ini merupakan hasil dari komitmen madrasah dalam memberikan pembinaan intensif dan berkelanjutan kepada para siswa di bidang prestasi dan riset. MTsN 1 Kota Malang secara konsisten membangun ekosistem pembelajaran yang mendukung kreativitas, penelitian, dan pengembangan teknologi ramah lingkungan.
Dengan semangat “Madrasah Hebat Bermartabat,” karya J-Ex menjadi bukti bahwa inovasi hijau dapat tumbuh dari ruang kelas madrasah. Inilah revolusi kecil yang dimulai dari generasi muda: mengubah minyak jelantah menjadi energi, dan menjadikan teknologi sebagai bentuk cinta kepada bumi.
