JATIMTIMES - Rencana pembangunan jalan tembus antara RW 9 dan RW 12 Perumahan Griya Shanta Kelurahan Mojolangu Kecamatan Lowokwaru terus berproses. Meskipun sampai saat ini masih ada gejolak penolakan yang muncul atas rencana tersebut.
Penolakan tersebut nampak dari pemasangan banner di depan Perumaham Griya Santa. Banner tersebut berisi kalimat penolakan jalan tembus. Namun ternyata, tak semua warga menolak rencana tersebut.
Baca Juga : Pemkot Surabaya Gandeng ITS Teliti Semburan di Sungai Rungkut Tengah
Seorang warga Perumahan Griya Shanta yang enggan disebutkan namanya mengaku tak keberatan jika dibangun jalan tembus tersebut oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Sebab hal itu telah menjadi kewenangan Pemkot Malang. "Jalan itu, fasumnya kan sudah diserahkan ke Pemkot Malang. Jadi sudah kewajiban dan haknya Pemkot Malang untuk membangun jalan," ujarnya, Jumat (17/10/2025).
Menurutnya, jalan tembus itu nantinya pasti akan dibangun, baik dalam waktu dekat atau tidak. Sebab, bagaimanapun fasum yang akan digunakan untuk jalan tembus merupakan kewenangan Pemkot Malang. "Jadi entah tahun ini atau tahun depan, jalan tembus itu akan dibangun. Karena memang kebutuhannya seperti itu," tuturnya.
Bahkan menurutnya, sebenarnya juga banyak warga Perumahan Griya Shanta yang tidak mempermasalahkan hal tersebut. "Jadi memang ada warga yang memang mendukung, ada juga yang memang tidak keberatan. Jadi istilahnya, mau dibangun silahkan, tidak juga silahkan. Warga paham kok kalau itu kewenangan Pemkot Malang," jelasnya.
Seperti yang diketahui, ruas Jalan Candi Panggung merupakan salah satu jalan di Kota Malang dengan aktivitas lalu-lintas yang padat. Padahal hanya memiliki lebar jalan sekitar 6 meter.
Selain padatnya pemukiman, ruas jalan tersebut juga menjadi jalur alternatif menuju Jalan Soekarno-Hatta dari wilayah Dinoyo atau Karangploso, begitu juga sebaliknya.
Baca Juga : Komitmen Jaga Kiai, Banser Banyuwangi Gelar Apel Siaga 2025
Tak hanya itu, berada di sekitar wilayah kampus, ruas jalan itu juga menjadi tumpuan mobilitas mahasiswa. Catatan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, derajat kejenuhan lalu-lintas di jalan itu sudah hampir menyentuh angka 1. "Jadi sudah di rentang angka 0,8 hingga 0,9 sekian. Itu sudah sangat padat," ujar Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, Kamis (16/10/2025).
Padahal, menurut pria yang akrab disapa Jaya ini, idealnya derajat kejenuhan harusnya berkisar di 0,5 hingga maksimal 0,7, untuk aktivitas lalu-lintas yang lancar. "Kalau 0,2 itu terlalu lengang ya. Jadi idealnya sekitar 0,5 hingga 0,7 lah," imbuh Jaya.